Senin, 31 Oktober 2011

Pelangi Titian Jemari Emas

PELANGI TITIAN JEMARI EMAS
by: Michael Gunadi Widjaya
 



Pelangi senantiasa memberi nuansa berbeda setelah hujan. Untuk sebagian orang, pelangi dapat menorehkan berbagai kisaran makna. Untuk sebagian orang lainnya, pelangi hanyalah sebuah fenomena alam biasa. Apapun persepsinya, pelangi telah memberi kontribusi nyata, setidaknya turut memberi nuansa pada kehidupan itu sendiri. Setelah mendung, hujan, tersemburat warna pelangi. 


Menjadi sebuah sorotan yang agak berbeda manakala kita mencoba mengais makna fenomena pelangi ke blantika seni musik. Iklim seni musik di Indonesia sempat mengalami mendung. Akibat kurikulum pendidikannya yang masih carut marut. Juga mengalami hujan yang meskipun sedikit sejuk namun juga menyisakan dingin basah yang kurang nyaman, akibat sebagian guru musik masih berparadigma kolot dan terbuai oleh kemapanan semu. Saat sekarang, iklim pendidikan musik di Indonesia telah mulai menuai semburat warna pelangi. Dengan hadirnya sosok MUSIC EDUCATOR. Tentu kita tak bisa membuat generalisasi bahwa seorang music educator adalah “dewa” dalam setiap hal dalam pendidikan musik. Namun yang utama, music educator ini adalah pelangi. Menyemburatkan warna, nuansa dan asa baru bagi pendidikan musik di Indonesia untuk masa mendatang.



Profesi music educator masih terbilang langka di Indonesia. Salah satunya adalah sosok seorang JELIA MEGAWATI HERU. Alumnus Jerman dengan spesialisasi pendidikan musik (music education) dengan major piano. Karir musiknya dapat dikatakan cemerlang. Di usia 24 tahun telah menjadi Dekan pada sebuah Institut Musik di Tanah Air. Menjadi  menarik saat menelisik konsep pemikiran dan apa yang telah dilakukan Jelia dalam kesekitaran  perkembangan pendidikan piano di tanah air.

Sejarah mencatat bahwa peradaban manusia ditandai oleh beberapa tonggak penting. Tak terkecuali dalam pendidikan musik khususnya musik piano. Orang mengenal Haydn sebagai guru yang sangat ke-bapa-an dan amat sangat menjaga perasaan hati muridnya. Orang juga mengenal Carl Czerny yang berhasil mencetak seorang Franz Liszt menjadi maha pianis dengan cara dua tahun penuh hanya memainkan latihan finger dexterity. Juga academia di Rusia yang secara militant dan Spartan menggembleng para musisi muda. Juga Franz Liszt yang obral ilmu. Leila Fletcher, dan juga pasangan Nancy dan Randall Faber yang mencoba mengedepankan konsep yang “ modern”.



Seorang Jelia bukanlah jiplakan dari mentor dan anchestornya. Jelia memiliki originalitasnya sendiri. Memiliki konsep pemikirannya sendiri dan dipadukan dengan profesionalismenya yang siap dan mumpuni. Jejak langkahnya dapat ditelisik di blog pribadinya http://www.jeliaedu.blogspot.com, dan juga kanal youtube-nya. Di dua situs itu nampak jelas konsep pemikiran edukatif seorang Jelia. Untuk metodologi misalnya. Seorang Jelia berpendapat bahwa tiap individu memiliki kesulitannya tersendiri. Maka untuk tiap siswanya, Jelia senantiasa mengetrapkan metodologi yang khas berdasarkan status personal siswanya. Penerapan metodologi ini disertai dengan encouragement dan inspiration yang dilakukan secara professional dan pas. Hal tersebut dapat diamati dengan jelas pada video tampilan siswanya, yang kesemuanya merasakan musik sebagai sebuah nilai bagi kehidupan, bukan sekedar barang hiburan.


 



 

Slideshow Jelia's Profile "Music from Passion"
by: Mr Denny Turner



Menelisik jejak langkah seorang Jelia Megawati Heru membawa kita pada relung pemikiran yang berbeda. Di Blog pribadinya, Jelia acapkali memuat tulisan pencerahan di seputar pendidikan musik. Dan tentu dengan telaah dan bahasa yang relative mudah dicerna. Konser bagi siswa pun diadakan dalam nuansa edukasi yang kental. Adegan teatrikal di panggung, kostum dan juga pemilihan repertoire. Seperti misalnya karya Leroy Anderson "The Typewriter" tentang mesin ketik dan piano.

Leroy Anderson "The Typewriter"
Typewriter: Aldhi Mahardika
Piano: Jelia Megawati Heru

Randall Compton "CS Theme & Variation"
 

"Scarlet Cape"


Setidaknya Jelia mengupayakan bahwa musik serius bukan hanya pengisi bathin sebagai santapan jiwa, namun tetap ada unsur pencerahan yang dapat sangat menghibur dan menginspirasi.




Di bulan November ini, Jelia akan menggelar konser ensemble piano. Melibatkan bukan saja siswanya melainkan juga para guru yang masih muda-muda. Konser ini bertajuk "THE GOLDEN FINGERS PIANO ENSEMBLES". Untuk event ini, Jelia membuat satu blog tersendiri dan mendokumentasikan hampir semua kegiatan yang berkenaan dengan piano ensembles tersebut: http://www.piano-ensembles.blogspot.com Yang menarik adalah, sepertinya ini adalah sebuah upaya untuk menjadikan piano ensembles bukan sekedar permainan musik bersama. Namun sebuah sublimasi nyata komunikasi dalam kehidupan para pelakunya. Menghidupkan musik dan memusikkan kehidupan.



Tentu untuk ke depan masih banyak tantangan dan juga hambatan sekaligus peluang bagi music educator seperti Jelia. Namun, sosok dan pemikiran serta kreatifitasnya dalam menjadikan musik sebagai wahana yang mengedukasi banyak orang, dapatlah dikatakan sang pelangi telah menarikan tariannya untuk menghasilkan the golden fingers yang tak kan pernah pudar...

 

Minggu, 30 Oktober 2011

Inspirational Quotes About TEAMWORK...

Inspirational Quotes about Teamwork



The ratio of We's to I's is the best indicator of the development of a team.
(Lewis B. Ergen)

Teamwork: Simply stated, it is less me and more we.

Coming together is a beginning. 
Keeping together is progress. 
Working together is success.  
(Henry Ford)

 The nice thing about teamwork is that you always have others on your side. 
(Margaret Carty)

 The leaders who work most effectively, it seems to me, never say 'I'. 
They don't think 'I'. They think 'we'; they think 'team'. 
(Tom Peters)

If I could solve all the problems myself, I would, 
when asked why he had a team of twenty-one assistants.  
(Thomas Edison)

Individually, we are one drop. 
Together we are an ocean. 
(Ryunosuke Satoro)

Teamwork divides the task and multiplies the success
When a team outgrows individual performance and learns team confidence, 
excellence becomes a reality. 
(Joe Paterno)


It is better to have one person working with you than three people working for you.
(Dwight D. Eisenhower)

We are most effective as a team when we compliment each other without embarrassment and disagree without fear.

A group becomes a team when each member is sure enough of himself and his contribution to praise the skill of the others.
(Norman S. Hidle)

In teamwork, silence isn't golden, it's deadly.
(Mark Sanborn)

No one can whistle a symphony. It takes an orchestra to play it.
(H.E. Luccock)


You don't get harmony when everybody sings the same note.
(Doug Floyd)

None of us, including me, ever do great things. 
But we can all do small things, with great love, 
and together we can do something wonderful.

It's easy to get good players. 
Getting them to play together, that's the hard part.
(Casey Stengel)


Build for your team a feeling of oneness, 
of dependence on one another,
and of strength to be derived by unity.
(Vince Lombardi)

Individual commitment to a group effort, 
that is what makes a team work, a company work, a society work, a civilization work.
(Vince Lombardi)

"T.E.A.M. = Together Everyone Achieves More!" 

Trust men and they will be true to you; 
treat them greatly, and they will show themselves great.
(Ralph Waldo Emerson)

“We are like pieces in a jigsaw puzzle. We are all unique, and have our own special place in the puzzle of the universe. Without each of us, the puzzle is incomplete.”  
(Rod Williams)

“The key elements in the art of working together are how to deal with change, 
how to deal with conflict, and how to reach our potential...
the needs of the team are best met, when we meet the needs of individuals persons. ” 
(Max de Peer)

“Problems can become opportunities when the right people come together. ”  
(Robert Redford)

“TEAMWORK = Only connect!” 
(E. M. Forster)  

Practice Journal "T.E.A.M = Together Everyone Achieves More!"

Practice Journal   
Thursday, October 25th,2011

"T.E.A.M = Together Everyone Achieves More!" 

by: Patrisia Trisnawati & Clarissa Rachel
edited by: Jelia Megawati Heru 



by: Patrisia Trisnawati

Braziliera adalah lagu berirama samba, yang membuat pendengar ingin bergoyang bersama dengan alunan lagu. Semakin dilatih, lagu ini semakin asyik untuk dipelajari. Setelah Miss Jelia melihat adanya kebersamaan aku dan Clarissa untuk bermain lagu ini, baik dalam tempo maupun kekompakan, mulailah Miss Jelia melatih kami untuk "menari bergoyang samba" dalam lagu ini.

Di satu bagian ketika Clarissa menjadi melodi, aku harus menyokongnya dengan berirama samba, dengan memainkan not bukan legato tetapi lebih terputus-putus ala samba. Begitu pula sebaliknya, di bagian ketika aku menjadi melodi, Clarissa-lah yang mendukung dengan "menari" ala samba. Ketika bagian saling mengisi, kami harus bisa saling bersahut-sahutan dengan baik. Memainkan bagian melodi harus menonjolkan diri, jangan takut ditinggal oleh sang pengiring, begitu pula sebaliknya, sang pengiring harus bisa memberi support agar sang melodi bisa "bersinar". Banyak juga bagian-bagian yang penting seperti tanda rest yang sering kami acuhkan sehingga ketukan menjadi tidak pas, mind set bahwa di bagian scale A major dan interval 3rds aku harus melihat tangan kiriku dan "merasakan" permainan tangan kananku sehingga not akan menjadi tepat, cara menekan pedal dan bagaimana cara "bernafas" di setiap permulaan bagian-bagian lagu. Aku merasakan sendiri apa bedanya bermain dengan "bernafas" dan tanpa "bernafas". Ketika aku "bernafas", ajaibnya tenaga lebih yg kudapatkan untuk bermain bagian tersebut. Ketika aku lupa "bernafas", bagian tersebut melempem! Hahahaha....

Lalu ketika mempelajari suatu lagu, biasakanlah untuk menandai bagian-bagian yang sulit sehingga bagian-bagian tersebut bisa dilatih terlebih dahulu daripada memainkan lagu tersebut dari awal hingga akhir, dimana tenaga kita akan keburu habis untuk memainkan bagian yang sulit tadi....

Sekali lagi, mungkin yang disebut panick attack memang sering terjadi padaku. Ketika aku tak siap (dan tentu saja Miss J langsung bisa menebaknya hahaha) pasti permainanku langsung berantakan. Ketika aku betul-betul siap, permainanku bisa rapih. 

Bagaimana dengan posisi badan dan duduk kita pada piano? Ternyata berpengaruh pada permainan. Ketika kita lay back, permainan apa yg akan kita hasilkan? Ketika badan kita maju, apakah kita akan memberi power yang lebih pada permainan kita? Apakah letak kaki berpengaruh? Bagaimana kita menapakkan kaki kita dan apa dampaknya pada permainan kita? Wow....pelajaran yg kami dapat sungguh-sungguh tak ternilai harganya......

Di akhir hari ini...pertanyaanku adalah...apakah Patrick (putra semata wayang kesayanganku yang berumur 2,5 tahun) akan semakin heboh goyangnya setelah jiwa Samba kami semakin kental? Hihihihihi....


by: Clarissa Rachel

Pada latihan hari ini saya mendapatkan banyak sekali masukan dari Miss Jelia melalui lagu Brazileira. Sebelum Miss Jelia datang, saya dan Patris sudah melatih lagu ini terlebih dahulu terutama pada bagian-bagian yang sering salah. Setelah latihan beberapa kali, kami merasa permainan kami sudah lebih baik drpd minggu-minggu sebelumnya....hehehe. Tetapi, ketika permainan kami diperdengarkan kepada Miss Jelia, ternyata masih banyak sekali kekurangannya terutama permainan saya. Diantaranya adalah bass yang kurang keluar, istirahat yang tidak pernah diperhatikan, penggunaan pedal yang kurang baik, style samba yang masih belum terlalu didapat dan masih banyak lagi.

Hal yang paling penting dalam memainkan lagu ini, Miss Jelia mengatakan bahwa saya sebagai pemain piano pertama harus bisa menjadi soloist yang baik dan harus dapat membuat orang-orang tertarik untuk melihat permainan saya. "When you play as a soloist, be a soloist, but when you play as a group, you must support each other."

Pada bagian-bagian tertentu saya harus berani menunjukkan permainan saya yang terbaik tetapi adapula di bagian-bagian tertentu dimana Patris sebagai pemain piano kedua harus menonjol sehingga saya harus menjadi pengiring yang baik, jadi dalam memainkan lagu ini kami harus saling mendengarkan dan mendukung satu sama lain.

Memang masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki lagi tetapi saya yakin, dengan latihan yang intensif dan maksimal dan banyaknya masukan-masukan dari Miss Jelia yang sangat berarti,  saya dan Patris akan berusaha memberikan permainan yang menghibur dan kita sebagai pemainpun dapat menikmatinya. 

Here is our rehearsal video of the day:


Kamis, 20 Oktober 2011

Practice Journal "Music is Colorful" - by Patrisia & Talitha

‎​"MUSIC IS COLORFUL"
 by Patrisia Trisnawati & Talitha Theodora
edited by Jelia Megawati Heru


Kamis, 20 Okt 2011

PATRISIA:

Di dalam musik.....setiap kunci memiliki "warna" berbeda, yang akan menghasilkan suara/nuansa berbeda. Hal ini tertuang dalam lagu Get up n' Go (Robert Vandall). Dalam lagu tersebut terdapat banyak perubahan warna dalam bagian-bagiannya sehingga menjadi menarik untuk didengar. Penguasaan rhythm dalam lagu ini pun amat terasa. Sekali lagi, dalam permainan one piano four hands ini kita diminta untuk saling mendengarkan dan mengisi satu sama lain. 

Dalam lagu Sleeping Beauty....Miss Jelia sibuk humming
yang merupakan memory recall dari masa kecilnya ketika menonton bagaimana Princess Aurora menari dan mencari pangeran dambaan hatinya.

ONCE UPON A DREAM
"I know you, I walked with you once upon a dream
I know you, the gleam in your eyes is so familiar a gleam
Yet I know it's true that visions are seldom all they seem
But if I know you, I know what you'll do
You'll love me at once, the way you did once upon a dream"



 
Lagu Waltz yang sungguh elegan dan indah. Bukan hentakan kasar pada tuts, tapi menjelmalah menjadi seorang puteri yang sedang mencari sang pangeran. Maka nuansa elegan yang akan keluar dalam lagu ini. Bagaimana penghayatan dalam lagu amat penting.
 
Hari ini kami juga melatih Diana Waltz. Aku amat senang karena hari ini merasa dapat bermain semakin baik dari sebelumnya. Kerjasama dan kekompakan pemain as a group semakin terlihat.  


TALITHA:

Pagi ini suasana sangat ceria karena Patrick sedang sumringah..tiap hari yang menyambutku di depan pintu utama itu Patrick kecil tersayang..aku datang paling awal..

Suasana Kamis terasa sangat santai dibandingkan Kamis-Kamis sebelumnya karena Miss Jelia yang paling cantik sejagat datang terlambat sambil membawa banyak berkat makanann..awww..sangat perhatian... 

Lalu tiba-tiba kelas dimulai..aku dapat special class dari Miss Jelia. Pada lagu Get Up 'n Go (R. Vandall) terjadi banyak perubahan kunci. Biasanya aku hanya sekedar tinggal pencet aja mengikuti key signature-nya. Tetapi aku diajarkan lebih disini. Aku banyak mendapatkan ilmu-ilmu baru dalam menghayati kunci yang seakan-akan mempunyai warna-warna tersendiri. Misalnya A-flat Major (kunci kesukaan Miss Jelia) mempunyai karakter yang hangat; C Major seakan-akan mempunyai warna yang bright, seperti fanfare.

Pada setiap perubahan kunci yang terjadi, aku harus benar-benar bisa membuat perbedaan suasana di dalam lagu tsb. Bukan hanya sekedar menekan tuts dan membaca not saja, tetapi harus mulai belajar mendengarkan dan mengapresiasi bunyi dari kunci yang berbeda-beda itu.

Aku yg sangat grogian dan miss anti-perform ini pun harus terbiasa tampil dengan baik di depan galaxy tab Miss Jelia, karena kalau tidak Miss Jelia yang alim bisa jadi garang dan aku nanti tidak dibagi makanan lagi (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩) 

Jadi pengambilan take 1 dimulai, masih belum dapat karena aku 'goyang' tidak stabil di beberapa tempat terutama di bagian perubahan kunci terjadi - maklum *tombol on deg-degan nya belum di-off in*

Take 2 dimulai..dapat akhirnya! Fiuhh..bisa dilihat dibawah ini yahh..hahahaha..




Semoga nanti pas konser, nggak ada take-take-an pun aku bisa bermain dengan lancar dan baik. Mohon doanya ya semuanya. Aku pasti akan berusaha sebaik mungkin. Mungkin sekarang aku masih cupu dibandingkan dengan performer lainnya *lebih suka dibalik layar saja grogian abiess, tetapi aku pasti berusahaaa... Apalagi dibantu oleh mentor ku,  Miss Jelia yang paling cantik sejagat, apalagi kalau setiap latihan dibawain makanan *icon mata hati-hati berbinar cring cring!! :D

Nah, ini sekarang tentang Talitha yang suka bingung. Miss Jelia berkali-kali bertanya "kok kamu kayak orang bingung sih, lagi bingung apa dan di sebelah mana yang bikin bingung nya?" (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩) 

Ketahuan deeh... Aku memang terkenal tukang bingung - sedihnya hatikuu turun panas demamku *lohh..hahahaha..iya..aku suka bingung dan grogian sendiri padahal nggak ada apa-apa oh sedihnya. Disinilah biasanya aku dan teman-teman seperjuangan dapat ilmu baru, mulailah ceramah Miss J tentang mindset tengterengg tengtengterenggg treeeeennngggg!!..."Hmm..hmm..bla3" *ceramahnya kalau ditulis kepanjangan. Intinya, beliau menyemangati kita, agar kita bisa mengatur mindset kita. Apapun, bagaimanapun kondisinya, kita harus bisa mengontrol diri kita untuk tetap T-E-N-A-N-G... meskipun sedang dilanda badai problematika kehidupan. Selain itu aku juga mendapatkan masukkan tentang posisi badan dan duduk yang terlalu tegang, terlalu ke depan. Begitu posisi badan sedikit dimundurkan, ternyata aku bisa langsung rileks seketika, tenang, fokus dan konsentrasi. Begitu aku bisa tenang, fokus, rileks ternyata aku lebih bisa mendengarkan permainan teman duetku dan dengan mudahnya menyesuaikan ritmik dan dinamika dengannya, serta musiknya jauh lebih terdengar indah. Thank you for the great input, Miss J!

Selasa, 18 Oktober 2011

Patrisia's Practice Journal - What Music Means in My Life?

WHAT MUSIC MEANS in MY LIFE? 
by: Patrisia Trisnawati
edited by: Jelia Megawati Heru


Selasa, 18 Oktober 2011
Ketika saya melahirkan putra saya, Patrick (2,5 tahun), salah satu hal yang saya bisa ingat adalah ketika dokter kandungan masuk, menyalakan tape radio dan mulai menyanyikan lagu yang dipasang, yaitu Widuri. (Aduh, ini dokter jadoel abis...). "Ayo Buuu kita nyanyiiii...", canda beliau. Spontan aku protes setengah berteriak..."Dok, ini sakit banget Dok kontraksinya !! Ayo cepetan, Dok....."

Kini, itulah hal yang saya kenang dengan manis. Kalau tidak ada Widuri, mungkin sang dokter akan bekerja dengan tergesa-gesa. Siapa menyangka, efek lagu Widuri membuat beliau bekerja dengan tenang namun sigap. Musik bisa dimainkan dimana saja. Ruang operasi, mungkin bertujuan utk menenangkan. Ruang tunggu, musik dengan alunan lembut juga diputar supaya tamu sabar menunggu. Di mall, supaya suasana lebih ramai. Di cafe, lagu bernuansa jazz ringan nan cozy melengkapi wangi kopi yang disajikan. Nikmat. Di mobil, kita bisa pasang radio, sambil menyetir kita menghibur diri ditengah-tengah kemacetan Jakarta Raya yang ruwet ini. Di fitness centre, sebagai pemacu semangat untuk melakukan workout. Itulah musik, as a part of our life. Tanpa sadar hidup kita dikelilingi oleh musik, like it or not. Mengapa pesta pernikahan sering memakai musik sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan pesta tersebut? Mengapa perayaan-perayaan identik dengan musik? Bahkan rumah ibadah sering menggunakan musik sebagai sarana doa. Musik, perwakilan hati yang gembira, gundah gulana, atau yang baru putus cinta. 

 - PHOTOS SESSION -
 
 Our Teacher Team & Our Mascot "Sweet Patrick"
 Tidak terasa Patrick sudah menjadi bagian dari team...

Fenomena Livi, Patrick & the Glowing Balls
"They find their happy place when touching that balls"

with Miss Jelia


Precious Moment 
Lovely smile, girls! Keep smiling!

Girls, Show your Golden Fingers!
"Ta-da!"


Semua hal mengenai musik ini muncul pada sesi latihan hari ini, Selasa 18 Oktober 2011 ketika miss Jelia mengadakan sesi wawancara. Yes, there's music in my blood. I love music, even musik dengan nada-nada dissonant seperti lagu Carmen yang kami latih hari ini. Miss Jelia menekankan pentingnya bermain not-not dissonant secara "open". Seketika itu juga permainanku hari ini berubah dari suara tuts "nyempling" yang menyakitkan telinga menjadi suara yang somehow, I don't know how to mention it, tapi terdengar mengagumkan walaupun nadanya sangat tinggi. Kini aku mengerti kenapa dari dulu aku tidak boleh bermain dengan suara yang keras, rupanya ada tujuan kenapa membuat/mendengar suara permainan kita itu penting sekali. Begitu juga kita harus belajar mendengar pemain lain, apakah rhythm kita sudah sama dengan mereka? Bagaimana dengan dynamic? Setiap bagian lagu berbeda tentunya yang harus dipelajari. Apa yang kurang, dihadapi dan diatasi. 

- INTERVIEW SESSION -

INTRODUCTION


WHAT WE LEARNED ABOUT PIANO ENSEMBLES?


 WHAT MUSIC MEANS for US?



Begitu juga dengan kehidupan. Ketika kita bisa melihat kelemahan kita dan menanggapinya dengan positif, dampaknya luar biasa hebat dalam hidup kita. Belajar untuk mendengar, berempati, bekerjasama. Intinya, hidup sosial itu penting. Dalam piano ensembles yang menuntut kerjasama yang baik, harusnya tiada lagi keegoisan ingin "tampil" sebagai soloist, tetapi lebih sebagai ketergantungan antar pemainnya satu sama lain dan bagaimana satu sama lain saling mendukung. That's what I've learned in this event. Tak luput tentunya bagaimana semua peserta berusaha sebaik-baiknya menyempatkan diri untuk datang dan berlatih bersama disela-sela kesibukan mereka mengajar. Miss Jelia yang dengan ketulusan hatinya mengasah kita semua menjadi berlian yang bersinar, walaupun terkadang menemui hambatan, tapi beliau tak pernah menyerah, dengan kesabaran, doa dan passion beliau membimbing kami semua. 

Close your eyes, Miss... make a wish, and celebrate your special day with us - "your masterpiece" :)

Sabtu, 15 Oktober 2011

CLARISSA'S FIRST NOTES

CLARISSA'S FIRST NOTES
by: Clarissa Rachel
edited by: Jelia Megawati Heru

Kamis, 13 Oktober 2011

Hari ini kita kumpul lagi di rumah Patrisia untuk latihan bareng-bareng. Tapi ada hal yang tidak biasa terjadi di hari ini yaitu latihan dimulai dengan sesi foto-foto terlebih dahulu, kita janjian untuk memakai warna baju yang sama supaya kelihatan bagus dan kompak. Tanpa terasa setelah menjadi "foto model" sesaat, ternyata sudah berlalu hampir 1 jam, memang kalau sudah bergaya di depan kamera, semua jadi 'narsis' en ga inget waktu.....hahahaha. 

   

 

   

     
 
Akhirnya setelah selesai foto-foto, dimulailah latihannya. Fokus hari ini adalah memainkan 4 lagu yang nantinya akan direkam. Lagu pertama yang dimainkan adalah "In The Groove". Pada waktu pertama kali memainkan lagu ini, masih banyak kekurangan dimana-mana, baik dari segi temponya yang kurang tepat, chemistry dari masing-masing pemain yang belum menyatu, en kita tidak bisa membuat orang yang mendengarnya menikmati lagu yang dimainkan. Karena permainan kita yang seperti itu, dimulailah "khotbah" dari Miss Jelia yang sangat berguna dan membuat pemikiran kita terbuka. 

Salah satu dari sedemikian banyak hal yang disampaikan oleh Miss Jelia adalah kita harus main dengan passion en think when I play this music to having fun with my friends, so do not think to be perfect. Selesai diberi "khotbah", ternyata permainan kita menjadi berubah dan suara yg dihasilkanpun sangat berbeda dengan yang sebelumnya. Wah...thank u a lot to Miss jelia ^_^

 
Setelah selesai melatih lagu pertama, dilanjutkan dgn memainkan lagu Grand Valse Diana dan Tschaikovsky Valse 'Sleeping Beauty'. Sebelum mulai merekam, kita melatih bagian-bagian yang sulit terlebih dahulu. Ketika kita mulai merekam, ternyata Patrick (putra dari Patris) juga mau ikut bagian dalam permainan kita sehingga ada bunyi-bunyi lucu yang dihasilkan dari permainan piano Patrick, hal ini tdk membuat kita marah tetapi senang karena membuktikan bahwa permainan piano kita dapat membuat seorang anak kecil tertarik...hehe



Akhirnya selesailah kita merekam 3 lagu dan tinggallah lagu yg terakhir yaitu Brazileira.



Banyak sekali tantangan dalam memainkan lagu ini dan lagi-lagi Miss Jelia memberi masukan kepada kita agar kita berpikir bahwa lagu itu sangat mudah dan kita pasti dapat memainkannya dengan baik. Memang sulit untuk mempraktekkan hal ini, tapi bener sekali yang dikatakan oleh Miss Jelia, karena saat kita berpikir bahwa segala sesuatu itu mudah, pasti kita akan merasa bahwa kita pasti mampu melaluinya.
 
Jadi, dari latihan hari ini banyak sekali hal yang bisa didapatkan - selain kemampuan dan chemistry masing-masing pemain dalam bermain piano yang semakin bertambah, kita juga mendapatkan ilmu-ilmu yang sangat berguna dari Miss Jelia dan yang pastinya we are really having fun this day....hehehe

Jumat, 14 Oktober 2011

Patrisia's Practice Journal (Oct 13th)

THE SWEET WALTZ & SWEET PATRICK...
by: Patrisia Trisnawati
edited by: Jelia Megawati Heru


Kamis, 13 Oktober 2011 

Latihan hari ini dimulai dengan permainan lagu "In the Groove" oleh kami bertiga. 
Tak sabar ingin mengintip sedikit latihan kami? Ini dia....:) 


R. Vandall - Jazz for Three "In the Groove"
(1 Piano for Six Hands)


Dua waltz pun dilatih dengan baik hari ini. Tschaikovsky kesukaanku telah kudapat "feel"-nya, sehingga kami berempat bisa bermain lebih baik, lebih connect one to another


Tschaikovsky "Sleeping Beauty Waltz"
2 Pianos, 8 Hands


Ketika bisa menyampaikan lagu dengan baik, entah ada perasaan apa yg mengalir dalam diriku, apakah itu yg disebut adrenalin? Endorfin? I don't know...but it feels so good. I got it. Jiwa lagu tsb tertangkap dalam permainan kami. Setelah itu kami juga memainkan lagu Diana Waltz. Sekarang aku bisa merasakan waltz yang manis dan riang dalam permainan kami.


Eduard Holst "Diana Grande Valse de Concert"
(2 Pianos, 8 Hands)


And how sweeeeet it's the music, you could tell by seeing how music affects to a person - even such a SMALL person like my 3 years-old son, Patrick - as he's listening the waltz. Check this out!



Untuk kesekian kalinya Miss Jelia dengan sabar menerangkan dan memberi contoh Brazileira... Di bagian bar pertama, lagi-lagi menerangkan hal yang sama lagi dan lagi dengan sabar. Kok aku lupa sih, lagi-lagi di bagian yang itu. Baru ingat lagi, ya ampuuuuun... Miss Jelia tuh sudah ribuan kali membahas bagian yang itu. Jadi guru itu ternyata tidak mudah ya? Harus sabar... 

Aku jadi teringat flashback lagi, waktu pertama kali diajak untuk konser, aku tuh cuma segini kemampuannya, ya ampun aku ini bukan siapa-siapa, bisa pusing nih si Miss meng-edit aku. Ternyata dalam waktu yang relatif singkat, amazingly perubahan itu betul-betul terjadi. Banyak hal yang harus diubah bukan dari segi teknik saja, melainkan lebih kepada segi mental. Misalnya: aku suka panik, tanpa sadar efek samping dari rasa panikku ini, tanpa sadar aku selalu menggerak-gerakkan kepalaku. Aku pikir tadinya hal itu sangatlah wajar dan sinkron dengan musik nya. Tetapi Miss Jelia menyadari ada sesuatu yang tidak pas disini, aku selalu merasa kesulitan untuk mendengarkan permainanku sendiri, apalagi mendengarkan permainan orang lain dalam waktu yang bersamaan dan menyesuaikan tempo yang sama dengan pemain lain. Aku selalu mengandalkan mata (visual) ku untuk melihat ke arah Clarissa supaya aku bisa menyesuaikan temponya, tetapi ternyata tetap tidak berhasil. Lalu ketika sumber permasalahannya ditemukan, yaitu gerakan kepala yang tidak sinkron - merupakan "deviation" (istilah-nya si Miss, yang artinya penyimpangan), ternyata masalah langsung selesai. Aku langsung bisa dengan sangat mudahnya menyesuaikan permainanku dengan Clarissa, lalu semua bagian yang dimainkan oleh aku dan Clarissa dapat didengarkan secara bersamaan dengan sangat jelas. Just exactly like she said. Setelah itu baru pembicaraan yang sebenarnya dimulai, apa yang menyebabkan panick attack? Mengapa panik, mengapa takut salah, dsb.? Ternyata banyak konsep pemikiran yang harus dibenahi sebelum bermain. 

I learned a lot about myself, other people, and how to manage & deal with my fears and stage fright. And of course at the end always HAVING FUN and enjoy playing music together...

Standarisasi Nasional Pendidikan Musik (after MENC)


 

Musik Pendidikan merupakan bidang studi yang yang berasosiasi dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam musik. Di dalamnya terkait berbagai bidang, seperti: musik psikologi, metodik-didaktik dan musik terapi. 

Pendidikan musik seseorang bisa dilakukan secara individual & sosial dengan waktu belajar sepanjang hidupnya. Integrasi pelatihan musik ke dalam pendidikan sekolah umum mulai dari pra-sekolah dipertimbangkan sebagai aspek fundamental yang penting bagi perkembangan kemampuan, karakter, sikap dan kultur manusia. 

Di Amerika, pendidikan musik sudah memiliki standar nasional yang diberlakukan di seluruh sekolah dan setiap negara bagian di Amerika serta dipelopori oleh para praktisi pendidikan.

9 Standarisasi yang harus dimiliki dalam pendidikan musik
 menurut MENC - The National Association for Music Education (pada tahun 1994)
  • Bernyanyi, baik secara individu maupun bersama  
  • Bermain musik pada instrumen musik
  • Menerapkan teknik improvisasi pada melodi, variasi dan iringan (accompaniment) 
  • Menciptakan  (composing) dan mengaransi lagu (arranging) 
  • Membaca notasi balok 
  • Mendengarkan, menganalisa dan mendeskripsikan musik 
  • Mengevaluasi musik dan berbagai performa musik 
  • Pemahaman tentang hubungan/korelasi antara musik dengan bidang seni & disiplin ilmu di luar seni  
  • Pemahaman tentang hubungan/korelasi antara musik dengan sejarah serta sosial budaya yang berkembang di era tertentu  



Filosofi dari LOWELL MASON 
seorang pedagog musik di Amerika tentang pendidikan musik
  • Tujuan dari musik di sekolah umum adalah untuk menciptakan individu yang mempunyai inteligensi musik yang tinggi daripada melatih musisi professional
  • Kualitas dari musik yang digunakan dalam KBM sangat krusial dan vital. Hanya musik dengan nilai artistik yang tinggi saja yang diperkenankan untuk digunakan dalam kelas musik
  • Proses KBM yang diterapkan juga mempunyai arti yang sangat penting daripada produk hasil pengajaran tersebut
  • Supaya lebih efektif, maka pendidikan musik harus dimulai sedini mungkin
  • Musik adalah suatu disiplin ilmu yang melibatkan semua indera manusia dan mengkontribusi perkembangan yang positif dalam kehidupan manusia
  • Untuk berhasil di dalam musik, maka kerja keras dan displin sangat dibutuhkan
  • Pengalaman praktek harus terlebih dahulu didahulukan dibandingkan dengan teori dan teori harus berkembang sesuai dengan pengalaman praktek tersebut
  • Musik literatur (repertoire) merupakan sekaligus kemungkinan dan tujuan yang diinginkan bagi kebanyakan individu